
by M Rizal Fadillah
Penetapan tersangka kepada HRS dan lima orang lainnya adalah preseden. Artinya model kegiatan serupa yang berfokus pada adanya kerumunan dapat ditetapkan sebagai tersangka. Pilkada sangat potensial untuk menetapkan banyak tersangka. Salah satunya Pilkada Solo dimana Gibran bin Jokowi telah lakukan unjuk massa pendukung untuk berkerumun.
Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa semua warga negara berkedudukan sama dalam hukum. Tidak boleh ada diskriminasi, termasuk kepada putera Presiden. Asas "equality before the law" berlaku universal. Karenanya tidak berbeda antara HRS dengan Gibran. Proses hukum Gibran dengan tuduhan sama kepada HRS. Tersangkakan Gibran dan orang sekitar yang ikut menentukan terjadinya kerumunan dalam melanggar protokol kesehatan.
Masyarakat berhak bertanya mengapa urusan Pilkada dibenarkan berkerumun ? Apakah karena dilakukan oleh pendukung dari kalangan partai politik ? Mengapa kerumunan di pasar-pasar tradisional masih dibolehkan, mengapa acara pernikahan di tempat lain dengan meski anjuran mengikuti protokol kesehatan tetap berkerumun juga tidak ditersangkakan ? Maksimum hanya ditegur.
Memang persoalan HRS bukan masalah hukum tetapi politik. Masalah represivitas penguasa dan keangkuhan politik. Nah kini dalam kasus proses politik maka hal yang membahayakan kesehatan masyarakat harus diberi sanksi pula. Gibran termasuk di dalamnya karena harus bertanggungjawab atas kerumunan para pendukung dalam kemenangannya.
Ketika ada pejabat beralasan bahwa kasus Gibran berada di bawah aturan UU Pilkada jadi berbeda dengan HRS. jika demikian yang menjadi alasan maka ini pembodohan namanya. Keduanya berada dalam kondisi yang sama yaitu pandemi Covid 19. Bahwa satu diatur UU Pilkada yang maka lainnya diatur oleh UU Perkawinan. Jika diberlakukan UU Kekarantinaan Kesehatan sebagai "Lex specialis" maka keduanya sama untuk perlakuan hukumnya. HRS ditersangkakan, maka Gibran juga tersangka !
Sebagai anak Presiden tentu tidak bisa dibedakan dan diringankan, malah seharusnya menjadi teladan dan diberatkan. Pelanggaran atas asas "equality before the law" adalah pelanggaran atas UUD 1945, artinya Presiden telah melanggar Konstitusi.
Hanya satu pilihan opsional untuk keadaan ini yaitu bebaskan HRS dari tuduhan pelanggaran UU Kekarantinaan Kesehatan dan penghasutan berdasarkan Pasal 160 KUHP atau segera tersangkakan dan proses hukum Gibran bin Jokowi. Apapun yang ditimpakan kepada HRS berlaku pula untuk Gibran.
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan.
Bandung, 13 Desember 2020
Nasional 29 Jul 2020
Ini Dia, 5 Perbedaan Fitur Smartphone Dulu Dan Sekarang yang Wajib Anda Ketahui
Globalisasi membawa kemajuan disegala bidang kehidupan. Salah satunya yakni perkembangan teknologi yang semakin canggih guna mempermudah manusia dalam
Sharing 17 Jul 2024
Poles Karcher, Alat Modern dan Inovatif dengan Performa Optimal
Dalam dunia modern yang penuh dengan teknologi dan inovasi, peralatan rumah tangga juga mengalami perkembangan yang pesat. Salah satu peralatan yang
Ibu Dan Anak 5 Des 2022
Manfaat dan Pentingnya Melakukan USG saat Hamil
Bagi ibu hamil, memantau kondisi janin merupakan salah satu hal yang harus rutin dilakukan. Selain konsultasi kehamilan dengan dokter kandungan, teknologi juga
Kesehatan 25 Jun 2018
Daya Tahan Tubuh Mulai Lemah, Segara Buat Ramuan Obat Herbal Berikut Ini
Pola hidup kebanyakan pekerja jaman sekarang bisa dibilang kurang baik. Terutama mereka yang suka bekerja hingga larut malam dan lantas tidak mengawasi
Sharing 11 Maret 2025
Game Dead Man's Trail: Pencarian Harta Bajak Laut
Dead Man's Trail adalah sebuah permainan slot online yang dikembangkan oleh Relax Gaming. Permainan ini membawa tema petualangan bajak laut yang menantang,
Bisnis 22 Jun 2025
Konten Edukatif Jasa Kebersihan: Meningkatkan Kesadaran dan Niat Bertindak
Dalam era digital saat ini, penggunaan media sosial dan konten online semakin mendominasi kehidupan sehari-hari. Salah satu tren yang sedang berkembang adalah