Sejak kapan tahu hubungan antara matahari dan kanker kulit? Efek dari paparan sinar matahari dan perlindungan terhadapnya telah menjadi topik pembicaraan dan perdebatan kolektif yang hampir konstan.
Sayangnya, masih banyak informasi tidak tepat mengenai sunscreen, orang-orang berpura-pura menjadi ahli dan mempublikasikannya di media sosial. Dilansir dari bustle.com, berikut ini adalah beberapa mitos tentang sunscreen yang harus berhenti kamu percaya.
1. Sinar UV diperlukan untuk vitamin D
Ya, memang benar bahwa kekurangan vitamin D memengaruhi hapir 50% populasi di seluruh dunia. Daripada memaparkan diri pada sinar UV, yang justru dapat meningkatkan risiko kanker kulit, beralihlah pada diet.
Makanan seperti salmon dan kuning telur bisa meningkatkan kadar vitamin D. Atau suplemen bisa membuat segalanya lebih mudah. Proses perkembangan vitamin D dalam tubuh dan konversi yang terjadi memang membutuhkan paparan sinar matahari, namun suplemen D3 menawarkan vitamin dalam bentuk yang sepenuhnya diubah, sehingga kamu sebenarnya tidak membutuhkan sinar matahari.
2. Anak muda tidak terkena kanker kulit
Riwayat penyakit dalam keluarga atau adanya gen tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit di usia muda. Faktor penyebab lain yang paling umum adalah tanning, yang banyak dilakukan oleh anak-anak muda.
3. Semua tahi lalat yang baru muncul berarti penyakit
Tahi lalat adalah tanda lahir yang hampir selalu jinak. Namun penting diketahui, beberapa tahi lalat memiliki sel atipikal yang berisiko berubah menjadi kanker. Pemeriksaan kulit tahunan dengan dokter adalah cara termudah mengetahui setiap perubahan abnormal pada tubuhmu.
4. Semua tabir surya itu sama
Bahan dalam tabir surya yang melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB ada 2 jenis, yaitu fisik dan kimia. Tabir surya fisik menggunakan mineral seng oksida atau titanium dioksida untuk memblokir sinar UV dari kulit, seperti perisai. Sebaliknya, tabir surya kimia menggunakan bahan kimia, seperti avobenzone, oxtinoxate, dan oxybenzone untuk menghilangkan sinar UV. Tabir surya kimia diserap oleh tubuh.
5. Warna kulit gelap tidak perlu tabir surya
Kanker kulit bisa menyerang siapa saja, tanpa memandang ras, etnis, atau warna kulit. Walaupun orang dengan warna kulit lebih gelap tidak berisiko tinggi terkena kanker kulit, seperti mereka yang berkulit terang, tapi saat mengembangkan kanker kulit, cenderung ditemukan pada tahap yang lebih berbahaya. Singkatnya, perlindungan terhadap matahari sangat penting, terlepas dari warna kulit.
6. Kamu hanya membutuhkan SPF untuk wajah
Fokuslah pada area yang paling banyak terpapar sinar matahari. Jangan lupakan bagian tubuh, seperti tangan dan tumit.
7. SPF dalam produk makeup cukup untuk perlindungan
Walaupun kamu memilih produk makeup dengan SPF, itu bukan pengganti tabir surya yang sebenarnya.
Kecantikan 3 Maret 2023
Sayuran Ini Cocok sebagai Alternatif Skincare yang Mengandung Retinol
Penggunaan produk retinol meningkat karena dapat mengeksfoliasi kulit sehingga kulit terlihat lebih bersih dan sehat. Namun
Sharing 5 Jun 2024
Peran PAFI dan Kontribusinya dalam Masyarakat
Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) merupakan organisasi profesi yang memiliki peran penting dalam pengembangan dan pemberdayaan ahli farmasi di
Sharing 20 Mei 2020
7 Destinasi Wisata Bekas Tambang yang Instagramable
Beberapa waktu terakhir, banyak muncul destinasi wisata bekas tambang yang menarik perhatian masyarakat. Alasan banyak orang mengunjungi tempat-tempat wisata
Entertainment 12 Mei 2024
Kabar Pernikahan Thariq Halilintar dan Aaliyah Massaid Ditanggapi Rizky Febian
Pernikahan Thariq Halilintar dengan Aaliyah Massaid baru-baru ini menjadi sorotan media sosial. Pasangan ini memutuskan untuk mengikat janji suci mereka dalam
Tips 20 Jul 2024
Menaikkan Backlink di Blog Anda
Backlink merupakan salah satu faktor terpenting dalam upaya meningkatkan peringkat blog Anda di mesin pencari. Menaikkan backlink dapat menjadi kunci utama
Pendidikan 12 Mei 2024
Pesantren Modern di Bandung yang Jembatani Tradisi- Modernitas - Al Ma'soem
Pesantren Modern saat ini telah menjadi fenomena yang menarik di kalangan masyarakat Indonesia. Pesantren sebagai lembaga tradisional Islam telah